Garo: Vanishing Line – Mengungkap Misteri El Dorado
Apa jadinya kalau serial Garo berasa Dick Tracy. Vanishing Line mendekati perumpamaan tersebut.
Garo: Vanishing Line adalah anime produksi keempat dari seri Garo oleh Studio MAPPA. Tokoh ksatria jubah emas kali ini bernama Sword. Ditambah gadis tomboy yatim piatu, Sophie. Keduanya sama-sama mencari sebuah petunjuk tentang kalimat misterius, El Dorado.
Meski Sword belum bercerita banyak, namun mengindikasikan apapun itu yang berkaitan dengan El Dorado membuat adiknya meninggal. Sedangkan kakak Sophie menghilang dari panti asuhan. Sophie bertemu Sword kali pertama saat diselamatkan dari serangan Horror. Meski awalnya enggan melibatkan Sophie dengan masalah El Dorado, Sword sedikit melunak setelah melihat dia berguna di sejumlah situasi.
Sword juga mendapat bantuan dari Gina dan Luke. Dua Makai Alchemist (beberapa translasi menyebut sebagai Makai Priest) ini masing-masing memiliki spesialisasi. Gina menyusup dan bertempur dalam jarak dekat menggunakan berbagai obat hasil alkemi yang telah disiapkan. Lukel lebih suka bertempur jarak jauh menggunakan rifle. Meski cukup ahli juga menggunakan pedang karena sempat dilatih oleh Silver Knight.
Vanishing Line juga masih setia menggunakan format monster of the week. Tiap episode ada misteri yang perlu diungkap untuk mendapat sedikit petunjuk El Doraro. Juga selalu ada Horror baru yang dibantai. Sayangnya tidak semua pertarungan berjalan seseru episode perdana. Awal-awal memang penting untuk memikat penonton dengan adegan yang mengundang decak kagum.
Bukan berarti episode sesudahnya jadi membosankan. Tapi sutradara Seong Ho Park tampak berhati-hati menyeimbangkan budget, jam kerja dan keseruan adegan yang diinginkan. Terbukti saat krisis melanda kota Russel, Garo berjuang mati-matian melawan Dark Knight. Khusus episode ini pertarungan berlangsung lebih lama dari biasanya. Walau berujung beberapa blok kota rusak parah.
Bila dibandingkan dengan Guren no Tsuki, seri ini jauh lebih baik dari sisi pertempuran dan cerita. Namun jika dibandingkan dengan Honoo no Kokuin terasa kurang greget sebab aksi yang ditampilkan naik turun. Pertempuran masih dianimasikan menggunakan 3DCG. Untungnya staff kali ini lebih kompeten dibandingkan saat pengerjaan Guren no Tsuki. Mereka bisa membuat koreografi pertarungan seseru mungkin. Ada yang seru tapi tidak jarang juga episode lebih berat ke arah penyelidikan. Sword di sini lebih mirip Dick Tracy daripada pembasmi Horror. Ditambah setting kota metropolis ala New York, makin klop dah.
Pasti tidak banyak pembaca yang tahu tentang Dick Tracy. Komik kisah detektif ini mulai pada tahun 1931 dan sempat populer di era 60-an. Dick Tracy menggunakan keahliannya sebagai detektif dan ilmu forensik untuk mengungkap kasus kejahatan ataupun mengejar jejak pelaku. Dia juga mendapat gadget canggih salah satunya 2-way Wrist Radio yang menginspirasi smartwatch masa kini. Tetapi setelah ketemu pelakunya seringnya berujung adu senjata.
Lalu bandingkan dengan Vanishing Line. Sword juga lebih sering berkeliling untuk mencari petunjuk tentang Horror baru kemudian dibasmi. Setelah episode makin maju, Sophie juga membantu menggunakan smartphone dan kenalannya di forum internet untuk menggali informasi. Luke uga memiliki jam untuk mendeteksi lokasi Horror yang telah ditandai.
Cocok untuk Penggemar Garo
Meski ini bukanlah season keempat karena cerita berdiri sendiri, Vanishing Line dibuat untuk penggemar Garo yang sudah paham berbagai legenda dalam dunia Garo. Jadi tidak banyak penjelasan apakah itu Makai Knight, Alchemist, Horror dan Zaruba. Bila belum pernah menonton Garo versi tokusatsu, minimal yang anime Honoo no Kokuin sudah cukup menjelaskan.
Vanishing Line juga berusaha mengembalikan Garo ke target penonton awal mereka yaitu orang dewasa yang masih suka tokusatsu. Sehingga tidak mengherankan di sini Sword ditampilkan suka dengan belahan dada perempuan. Bahkan kehadiran Gina tampil dengan desain menggoda. Namun para staff masih berusaha menahan diri agar versi anime tetap tayang tanpa gunting sensor. Berbeda dengan versi tokusatsu yang sejak awal tidak sungkan menampilkan bagian dada perempuan secara blak-blakan.
Satu hal yang disayangkan di Vanishing Line adalah Garo tidak mengendarai Madouba seperti Gouten. Sword menggunakan moge (motor gedhe) yang bisa juga ikut berubah saat mengenakan armor Garo. Mungkin ini supaya tidak terlalu janggal dengan setting kota metropolitan.
Saat ini Vanishing Line baru menceritakan separuh perjalanan. Masih ada sisa 12 episode lagi untuk mengungkap misteri El Dorado. Bagi penggemar Garo, seri ini masih punya potensial. Semoga saja sutradara bisa memberikan kejutan baru entah dari sisi cerita ataupun dahsyatnya pertarungan.
Fun Fact
El Dorado di dunia nyata adalah sebutan untuk kerajaan legenda yang nyaris semua bangunannya terbuat dari emas. Legenda ini muncul mulai abad ke-15. Kerajaan ini dipercaya berada di wilayah negara Colombia masa kini. Hingga saat ini baru ditemukan artefak yang dipercaya berasal dari El Dorado. Namun pusat ibu kota kerajaannya sendiri juga masih belum ditemukan.
Karakter Garo: Vanishing Line
Sword
Tomokazu Seki
Pengguna armor Garo di seri ini. Gemar makan junk food seperti steak dan french fries tapi kondisi badan selalu prima. Memiliki adik yang diduga tewas akibat terkait dengan El Dorado.
Rie Kugimiya
Gadis tomboy yang hidup di panti asuhan. Memiliki kemampuan bela diri yang cukup berkat pelatihan yang diberikan suster gereja yang mengurus panti asuhan. Memburu petunjuk El Dorado karena kakaknya hilang.
Ami Koshimizu
Seorang Makai Alchemist yang memiliki kemampuan pencuri. Membuat dia mudah menyusup area yang memiliki penjagaan ketat.
Nobunaga Shimazaki
Makai Alchemist yang memiliki sejarah kelam dengan Dark Knight. Dia memburu Dark Knight yang telah menewaskan ibunya. Memilih bertarung jarak jauh menggunakan sniper rifle.