Dua Sisi Koin yang Berbeda

Bila ada cahaya, pasti ada bayangan. Magnet ada kutub utara dan selatan. Musim ini penggemar anime beruntung bisa melihat dua sisi ekstrim dari segi visual.

Apakah pembaca pernah menonton film Unbreakable yang dibintangi Bruce Willis dan Samuel L. Jackson? Dikisahkan dua orang ini mengalami nasib yang sangat bertolak belakang. Samuel L. Jackson sebagai Elijah telah mengalami patah tulang puluhan kali selama hidupnya akibat cacat genetis. Bahkan saat lahir pun, sang bayi sudah mengalami patah tulang di beberapa bagian akibat kontraksi.

Lain halnya David yang diperankan Bruce Willis. Dia hanya pernah sakit sekali akibat diceburkan ke kolam sehingga menderita pneumonia. Elijah berpikir bila hidupnya sangat tidak beruntung dalam hal kesehatan, pasti ada orang lain yang sangat sehat dan nyaris tidak pernah sakit.

Dua sisi koin yang ekstrim pada musim kali ini terlihat pada dua produksi anime. Violet Evergarden produksi Kyoto Animation. Märchen Mädchen produksi Hoods Entertainment.

Anime adalah media yang mengandalkan visual dan audio untuk menyampaikan cerita. Bila promosi awal menjanjikan visualnya bakal bagus, studio harus mengusahakan produksinya sesuai dengan konsep awal. Kalau visual awalnya biasa-biasa dan adaptasi dari kuso manga macam Pop Team Epic, orang tidak akan ambil pusing karena sudah tahu produk yang didapat segitu saja dari sisi visual.

VEG kali pertama diberitakan mendapat adaptasi anime pada Januari 2016 dan baru tayang Januari 2018. Waktu yang cukup panjang untuk memproduksi. Bahkan di salah satu season selama 2017, KyoAni sempat bolong tidak menayangkan judul baru. Bisa ditebak para staff sedang sibuk dengan VEG dan sejumlah anime movie yang akan rilis 2018. Hasil visual VEG memang tidak mengecewakan untuk ukuran produksi anime TV seri. Kunci utama mereka adalah waktu produksi yang cukup untuk menghasilkan animasi berkualitas.

Meski VEG hanya menyelipkan sedikit adegan aksi, detail karakter dan latar saat dianimasikan tidak bisa dipandang sebelah mata. Salah satu yang bisa menjadi mimpi buruk animator adalah mengerjakan bagian rambut violet. Bisa dilihat rambutnya memiliki banyak garis-garis detail.

Tidak hanya memanjakan mata, kualitasnya pun stabil. KyoAni telah menyelesaikan semua produksi dan tinggal menayangkan saja. Tentu saja para staffnya tidak bisa santai karena proyek anime movie mereka masih banyak di tahun 2018. Bahkan belakangan diketahui VEG akan mendapat movie yang masih belum diketahui tanggal tayangnya.

Berbeda dengan multi media proyek Märchen Mädchen yang diumumkan mendapat adaptasi anime pada Juli 2017 dengan target tayang Januari 2018. Key visual yang ditampilkan pada Agustus 2018 pun relatif standar anime adaptasi LN umumnya. Normalnya ini waktu yang cukup untuk memproduksi animasi setidaknya enam episode. Mengingat Kantoku adalah desainer karakter untuk LN dan sudah punya nama sejak adaptasi Henneko, wajar penonton berharap visualnya bakal sebagus saat promosi. Tak disangka ada kisah pedih di balik layar produksi.

Märchen Mädchen menderita QUALITY yang terlihat setelah episode kelima. Sebetulnya sejak penayangan, bagian desain visual lagu pembuka pun terasa janggal karena memasukkan video adegan di anime. QUALITY makin menjadi setelah mendapat break tayang selama dua episode demi mengejar produksi episode 9. Kini episode tersebut telah menjadi perbincangan warganet penggemar anime.

Episode 9 Märchen Mädchen menderita QUALITY dari awal hingga akhir. Semua karakter mengalami off model sehingga tidak terasa adaptasi desain Kantoku. Aspek animasi juga lebih parah. Mengingat seri ini banyak adegan aksi menggunakan sihir saat turnamen, tentu saja animasi yang jelek makin kelihatan. Beberapa bagian seperti ada frame yang hilang. Ada juga yang gerakan tidak wajar dengan perspektif kacau balau.

Dinukil dari blog sakugabooru, singkatnya CEO mereka menawarkan harga terlalu rendah di luar batas wajar agar bisa mendapatkan kontrak membuat anime Märchen Mädchen. Setelah ada konflik internal dan berkurangnya staff utama, jadwal produksi makin kacau. Mereka ingin melakukan outsourcing ke studio lain tapi terkendala biaya dan waktu terlalu sempit setelah terpaksa disetujui. Situasi bisa digambarkan sebagai kapal pecah.

Tentu saja kisah di atas hanya berupa komentar salah satu orang terkait dengan situasi di dalam. Tak ada jaminan semuanya fakta. Namun pihak Hoods Entertainment sendiri masih bungkam. Andai mereka bicara dan memilih pembelaan menyatakan semua tidak benar, bisa beresiko ditinggal pekerja. Resiko terburuk mereka makin tidak dipercaya untuk memproduksi animasi.

Dalam dunia profesi, prestasi adalah segalanya. Bila suatu pekerjaan bisa dilakukan sesuai permintaan atau bahkan bisa melebihi harapan, otomatis orang akan makin percaya. Sudah wajar seseorang akan kembali memilih pihak yang mampu memberikan hasil terbaik.