Asobi Asobase – Senang Kala Luang
Menceritakan tiga gadis yang masih duduk di bangku SMP. Hanako yang ingin populer, Olivia keturunan Amerika yang tidak bisa bahasa Inggris dan Kasumi si gadis kutu buku. Mereka membentuk klub untuk melakukan berbagai permainan tradisional Jepang.
Dalam menjalani kehidupan sekolah, mereka melakukan banyak hal tak diduga yang mampu mengocok perut penonton. Misalnya untuk episode perdana saat permainan acchi muitte hoi (lihat ke arah sana). Menyuruh pemain yang kalah jan-ken-pon untuk menoleh ke arah yang ditentukan. Kasumi justru menyodok hidung Olivia.
Jangan tertipu dengan berbagai key visual yang rilis sebelum penayangan anime Asobi Asobase. Karena para karakter akan menampilkan berbagai ekspresi lebay menyebabkan bentuk wajah bisa berubah drastis. Ini juga nyaris tidak jauh berbeda dengan cover manga yang terasa imut namun konten di dalamnya amit-amit. Ekspresi lebay mereka makin lengkap dengan kemampuan akting para seiyuu hijau.
Manga hasil garapan Suzukawa Rin memang di bawah rata-rata untuk urusan gambar. Meski artstyle untuk adaptasi anime jauh lebih baik dan terasa imut, tetap ada bagian yang terasa aneh. Terutama saat wajah karakter dilihat dari sisi samping. Penonton yang terbiasa melihat sisi hidung dan mulut lebih maju akan merasa janggal dengan gaya artwork di Asobi Asobase.
Sangat salah bila penonton mengharapkan banyak kejadian imut di seri ini. Manga-ka dari awal tidak segan untuk membuat karakter menjadi “buruk rupa” agar komedi makin maksimal. Desain visual lagu pembuka dan penutup pun makin mempertegas bahwa imut dan cadas bisa tampil dalam satu seri yang sama.
Tim produksi anime pun mampu memaksimalkan potensi kekuatan ekspresi. Ini mirip menonton kartun Tom & Jerry produksi era 70an yang memiliki berbagai ekspresi hiperbola. Ada beberapa komentar warganet yang menyatakan ini seperti Nichijou namun dalam budget lebih kecil.
Meskipun banyak komedinya mengambil kisah kultur permainan tradisional Jepang, penonton tidak perlu khawatir bakal kehilangan arah. Permainan yang mereka lakukan pada dasarnya untuk anak-anak. Penjelasan yang diberikan cukup mudah dimengerti. Setelah tahu aturan main dasarnya, barulah ketawa saat para gadis SMP ini bermain tidak sesuai aturan.
Anime ini mampu mengocok perut juga berkat arah dialog cerita yang tak diduga dan kadang surealis. Sulit membayangkan ada karakter mampu menembakkan laser dari lubang pantat. Untungnya Asobi Asobase tidak sering menggunakan komedi repetitif seperti dalam Grand Blue episode perdana adegan tentang minuman beralkohol. Penonton berusaha disuguhkan berbagai adegan baru agar tawa terus mengalir.
Bila kalian sedang mencari hiburan komedi, Asobi Asobase adalah pilihan terbaik untuk musim ini. Manga yang tidak ditranslasi juga memberikan keuntungan karena penonton tidak akan tahu apa cerita berikutnya seperti di Chio-chan no Tsuugakuro. Wajar bila tidak ada yang mau mentranslasi karena gambar kontennya memang berbanding terbalik dengan desain sampul.