Tearmoon Empire Story – Perjuangan Mia Hindari Nasib Tragis

Biasanya kesempatan tak akan datang dua kali. Namun untuk Mia Luna Tearmoon, dia mendapat kesempatan mengulangi kehidupannya. Mia melakukan berbagai upaya agar nasibnya tidak berakhir tragis.

Adegan dibuka dengan sebuah acara eksekusi di lapangan kerajaan. Seorang gadis sedang diarahkan menuju pisau Guillotine. Gadis berumur 20 tahun itu adalah putri Kerajaan Tearmoon, Mia.

Para penonton atau lebih tepatnya rakyat yang mencampakkannya meneriakkan agar putri segera mati. Kerajaan Tearmoon memang diterpa berbagai masalah akibat ulah para bangsawan dan keluarga kerajaan yang tidak kompeten mengurus. Akibatnya revolusi berdarah dilakukan rakyat.

Mia sendiri masih bingung kesalahan apa saja yang telah dia lakukan sehingga berujung eksekusi. Tentu saja sebagai putri kerajaan yang selalu dimanjakan, Mia juga memiliki sifat angkuh dan egois. Banyak kelakuannya yang tanpa disadari menanam bibit kebencian di berbagai penjuru. Pisau Guillotine akhirnya memisahkan kepala Mia dari badannya.

Tiba-tiba Mia terbangun dari mimpinya. Tapi apakah itu betulan mimpi? Kini dia mendapati dirinya berada dalam tubuh anak kecil. Tepatnya tubuh Mia saat berusia 12 tahun. Di samping tempat tidur, dia menemukan sebuah buku harian usang yang dikenali sebagai miliknya. Mia masih ingat hingga selama di penjara pun masih menulis harian tersebut. Satu-satunya barang yang diperbolehkan untuk dibawa selama dipenjara hingga akhir hayat.

Dengan sedikit ketakutan, lembar demi lembar dia baca. Hingga akhirnya pada halaman terakhir yang menceritakan tentang hari persiapan eksekusi. Mia histeris. Semua kejadian yang dia kira mimpi adalah nyata. Entah keajaiban apa yang membuat dia kembali ke masa delapan tahun yang lalu.

Rasa sakit saat Guillotine menghujam lehernya kembali muncul di ingatan. Mia tidak ingin nasib tragisnya terulang. Dia hanya memiliki waktu kurang lebih lima tahun sebelum revolusi terjadi dan dia ditangkap. Ditambah tiga tahun sebelum eksekusi. Mia mengalami perubahan sifat yang drastis demi mengumpulkan para orang yang dipercaya untuk membantu mengurai berbagai masalah kerajaan dan upaya penebusan dosa. Bagaimanakah Mia melakukannya? Baca kelanjutannya di kisah Tearmoon Empire.

Putri yang Mementingkan Diri Sendiri

Mungkin setelah membaca sinopsis singkat di atas merasa seri ini mirip dengan salah satu anime yang tayang pada April 2020. Memang benar karena premis utama kisah ini adalah menghindari nasib tragis berbekal pengetahuan tentang kejadian di masa mendatang karena sudah mengalami. Sedikit perbedaan, Mia bukan hanya menyelamatkan diri sendiri. Namun terpaksa menyelamatkan kerajaan agar rakyat tidak membencinya. Mia pun bukan berpindah dunia, hanya kembali mundur sebelum masa tragis dan diberi cukup waktu untuk memperbaiki pilihan. Sehingga kisah Tearmoon Empire lebih mirip dengan light novel All You Need Is Kill yang kemudian diadaptasi menjadi film Hollywood bertajuk Edge of Tomorrow.

Mia yang secara mental sudah berumur 20 tahun mampu merangkai kata manis agar lawan bicara tunduk padanya. Tapi dia masih merasa sedikit mual bila bertemu dengan orang-orang yang membawanya pada akhir tragis. Dia tidak sepenuhnya bodoh tapi menjadi gugup bila arah pembicaraan tidak sesuai dengan pemikiran atau persiapan rencana awalnya.

Untungnya petualangan Mia untuk mengurai masalah diberkahi keberuntungan berbentuk kesalahpahaman. Misalnya dua pelayan awal Mia yang mengira kebajikannya amat luas. Padahal itu adalah pengetahuan dari pengalaman di masa depan. Salah paham ini menjadi bumbu komedi dalam kisah Tearmoon Empire.

Mia bersama dua pelayan paling setia, Anne dan Ludwig.

Kisah seri ini tidak berakhir saat Mia berhasil menghindari eksekusi. Penulis telah menyiapkan sejumlah akhir tragis lain yang perlu diurai masalahnya oleh Mia. Untuk saat ini sudah ada bocoran dari volume selanjutnya yaitu saat Mia mati keracunan. Berawal dari kemalasan setelah selamat dari eksekusi, berujung pada rangkaian kejadian tersebut. Jadi Mia akan kembali mengulang waktu hingga penulis kehabisan ide.

Selain untuk mendapatkan rekan sebanyak-banyaknya Mia juga tidak buta untuk urusan cinta. Pada linimasa sebelumnya dia tidak sempat menikah karena keburu dieksekusi. Kini dia berusaha mendapatkan calon suami lebih awal agar nantinya mampu melindungi saat tragedi mulai berlangsung. Harapannya kesempatan selamat lebih besar.

Oleh karena itu seri ini juga akan dibumbui kisah romantis. Akan ada momen saat Mia gugup berbincang dengan pangeran negeri seberang tapi tetap berusaha memasang muka manis.

Dua pangeran yang dekat dengan Mia. Sion berusaha mengejar Mia, tapi sang putri lebih memilih Abel karena tragedi di linimasa sebelumnya.

Light novel Tearmoon Empire karya Mochitsuki Nozomu diilustrasikan oleh Gilse. Terbit sejak 2018 kini mencapai volume ketiga. Untuk translasi bahasa Inggris pada saat ulasan ini ditulis baru mencapai separuh volume kedua. Juga telah diadaptasi menjadi manga dengan goresan oleh Morino Mizu . Sayangnya versi manga baru mencapai sekitar 1/5 bagian LN volume pertama. LN ini juga sangat berpotensi diadaptasi menjadi anime. Namun masih perlu menunggu popularitasnya melesat dan LN terbit setidaknya enam jilid.

Versi LN dan manga digambar oleh ilustrator yang kompeten. Gilse mampu menggambarkan Mia sebagai gadis cilik yang dimanjakan tapi sekaligus cerdas. Tampak dalam berbagai ilustrasi Mia tampil percaya diri. Desain karakter para pangeran maupun pelayannya juga tidak mengecewakan. Dengan kata lain kalian akan selalu melihat karakter imut untuk yang gadis dan tampan untuk yang pria.

Latar standar fantasi dengan gaya medieval. Tapi untuk saat ini tidak ada unsur sihir, ras lain maupun naga. Gaya penulisan yang dibentuk seperti cerita bersambung dalam bab pendek antara 3-4 halaman membuat LN ini mudah diikuti.

Sedangkan untuk manga terbit bulanan dengan jumlah halaman sekitar 30an per bab. Gambarnya pun rapi. Mia juga tampak imut di manga. Tak hanya itu, banyak ekspresi lain yang mendorong seri ini lebih terasa komedi ringan. Tapi tentu saja perlu digaris bawahi akan ada masa-masa Mia mengingat nasib suram di linimasa sebelumnya. Nuansa gelap pun mampu dibawakan oleh Mizu.



Meski mekanisme kembali ke masa lalu belum dijelaskan secara detail, seri ini cocok bagi pembaca yang menginginkan kisah murni fantasi. Berbagai kesalahpahaman sebagai unsur komedi membuat kisah Mia menjadi makin menyenangkan untuk dibaca.