Koko wa Ore ni Makasete – Aku Menjadi Legenda Setelah 10 Tahun Menjaga Pertahanan Terakhir

Setelah menjadi pelindung belakang, sang penyihir Luck berhasil selamat. Tanpa dia sadari dunia luar telah berlalu selama 10 tahun. Mampukah dia kembali saat warga kerajaan memujanya sebagai legenda?


Adegan dibuka dengan sekelompok orang yang baru saja menghalau pasukan Majin Ruler. Mereka adalah Erik, sang pahlawan, Golan si pejuang dan Luck sang penyihir. Mereka sudah dalam keadaan lelah dan terluka. Tak disangka serangan susulan datang. Luck memutuskan untuk menjadi pelindung belakang agar Erik dan Golan bisa mundur dengan aman karena ada keluarga yang menanti. Dengan berat hati tiga sekawan itu berpisah.

Luck mengerahkan segala kemampuannya sebagai penyihir. Berkat sihir Learning dia mampu menyalin sihir musuh. Salah satu salinan yang berguna adalah Draining Touch. Sihir ini mampu menyedot energi kehidupan musuh. Praktis menyembuhkan dan memulihkan mana. Luck bertempur tanpa kenal lelah menghalau pasukan Majin Ruler.

Pertempuran berlangsung lama hingga Luck sudah tidak sempat menghitung hari. Bahkan saat tubuhnya kelelahan dan butuh tidur, dia memaksakan diri menggunakan sihir Marionette yang menggerakan tubuhnya secara otomatis layaknya boneka tali. Karena dia bertempur di Retakan Dimensi yang tidak mudah dimasuki, tak ada pasukan bantuan dari luar.

Hingga suatu hari Luck berhadapan dengan Majin Ruler. Boss pasukan ini memang lawan yang cukup berat. Namun pengalaman Luck dan kekuatan sihirnya mampu menumbangkan Majin Ruler. Setelah yakin tidak ada lagi pasukan yang mengejar, Luck memutuskan kembali ke kerajaan asalnya. Dia pun membawa oleh-oleh pedang yang dipakai Majin Ruler.

Di gerbang kerajaan Luck sempat bingung dengan benteng dan suasana kerajaan yang berubah. Ternyata waktu telah berlalu 10 tahun. Untuk sementara waktu Luck mengabaikan ini karena dia butuh uang demi mengisi perutnya. Cara tercepat adalah mendaftarkan diri lagi ke serikat pengelana dan mencari pekerjaan membunuh monster.

Baru saja hendak mendaftar, Golan menemukannya. Sambil menangis haru dia membawa Luck ke ruangan pribadinya. Tak lama kemudian Erik pun menyusul. Tiga sekawan ini pun kembali bersatu. Petualangan apa lagi yang akan dihadapi Luck? Baca kelanjutannya di Koko wa Ore ni Makasete Saki ni Ike to Itte kara 10 Nen ga Tattara Densetsu ni Natteita.

Sang Penyihir Bijak, Luck

I Became a Legend after My 10 Year-Long Last Stand adalah judul resmi seri ini. Bisa dibaca melalui MangaUP . Sedang judul translasi fan, 10 Years After Saying “Leave This to Me and Go,” I Became a Legend. Terbit sejak 2019 di bawah bendera Square Enix. Web novel dipenakan oleh Ezo Gingitsune dan adaptasi manga digarap oleh Abeno Chaco.

Awalnya membaca seri ini karena tertarik judulnya yang terasa dungu. Membuka beberapa halaman mengira masih sejenis kisah dipecat dari keanggotaan lalu memilih hidup tenang di pedesaan meski kemampuan bisa menumbangkan naga dengan mudah. Ternyata saya salah besar.

Luck kembali terseret masalah yang masih tidak jauh dari Majin Ruler. Meski 10 tahun telah berlalu dengan damai, ada pihak yang berusaha mengusik. Luck di sini memang sakti mandraguna. Tapi dua kawannya yang lain pun tidak bisa dibilang lemah. Jika dianalogikan dengan Dragon Ball, Luck di sini adalah Son Goku sedangkan Erik dan Golan setara dengan Super Picollo. Musuh awal memang kroco. Namun secara bertahap mulai ada yang bisa merepotkan mirip Frieza. Luck pun juga berkenalan dengan petualang baru. Yang paling lemah bisa dibilang Yamcha, tapi yang sering mendampingi setara Tien Shinhan dan Krilin. Dengan kata lain mereka ini tidak menjadi beban. Saat Luck tahu bahwa pertempuran yang dihadapi bakal berat, barulah mereka ditinggal di garis belakang.

Eksekusi kisah di seri ini sangat menarik dan menghibur. Pembaca tidak melulu disajikan karakter sakti mandraguna yang tinggal menjentikkan jari musnah semua musuh. Justru sebaliknya cukup berimbang. Karakter lain pun bisa membantu Luck.

Sisi cerita selain serius juga diselipkan komedi. Si penulis tahu kapan waktunya serius dan kapan waktunya bernapas lega. Ini membuat alur Koko wa Ore ni Makasete nyaman untuk dibaca. Pembaca juga tidak perlu bingung dengan wilayah abu-abu karena para musuh di sini jelas menjadi ancaman manusia. Pada salah satu bab, mereka diperlihatkan telah menghabisi satu desa cuma sebagai batu loncatan mencapai ambisi. Pembaca tidak perlu melihat kisah tragis si musuh di akhir hayat kenapa memilih jalan ini.

Hal lain yang sangat saya suka dari seri ini adalah goresan Abeno Chaco yang rapi dan bagus. Tidak hanya terkait anatomi. Namun juga saat adegan pertempuran dan penggunaan efek. Jelas terlihat manga-ka ini telah memanfaatkan teknologi digital seperti Yabuki Kentaro.

Para toloh utama digoreskan dengan gagah dan tampan. Gadis yang mengelilingi Luck pun cantik dan manis. Para monster juga bisa tampil garang dengan shading yang ciamik. Mata saya dimanjakan dengan goresan yang berkualitas. Ada sedikit adegan sadis untungnya hanya terjadi pada kelompok monster.

Kalian tidak perlu khawatir di sini tidak ada mekanik game seperti angka status dan level. Bila mana mulai habis tentu ditampilkan kelelahan. Bila menderita serangan, ada luka-luka.

Dari semua keunggulan ini, kelemahan terbesar adalah jadwal terbit yang terbilang lama. Sudah sejak 2019 tapi hingga kini (saat ulasan ini ditulis) baru ada 29 bab. Di Jepang telah dirangkum menjadi 12 volume. Tentu per bab cukup panjang, tapi imbasnya dengan goresan bagus ini penantian juga menjadi lebih lama.

Seri ini perlu kalian baca bagi penggemar dunia fantasi dan sihir.

UNDUH DI SINI