ALLBLACK Project Phase 1 – Light Novel Lokal Dengan Konten Heavy

Novel ALLBLACK Project Phase 1 berkisah tentang seorang lelaki misterius yang terbangun tanpa bisa mengingat masa lalunya, termasuk namanya sendiri. Dalam keadaan yang kacau ini, ia harus melarikan diri dari kejaran orang-orang misterius yang ingin menangkapnya karena sebuah kejahatan yang tak bisa ia buktikan. Dalam pelariannya, lelaki ini menemukan bahwa ada lebih dari sebuah kejahatan yang membuatnya jadi buronan. Ada seseorang atau sebuah kelompok yang menginginkan sesuatu darinya, sesuatu yang ada dalam tubuhnya. Dengan berbagai kejadian aneh yang dialaminya, lelaki ini pun menggunakan potensi dalam dirinya untuk melindungi diri dan melakukan yang tidak mungkin dilakukan!

allblack phase 1

ALLBLACK Project yang ditulis oleh Anssen Augustus ini merupakan sebuah “novel ringan” sepanjang 400 halaman lebih. Meski disebut “novel ringan”, kisah di dalamnya tidak seringan cerita teenlit atau novel ringan Jepang. Bisa dilihat dari alur dan adegan aksi di dalamnya, ALLBLACK banyak terinspirasi The Bourne Conspiracy yang juga punya premis serupa. Namun, penulis membuat perbedaan dengan menyelipkan elemen-elemen sains fiksi serta tema filosofis yang telah dieksekusi dengan cukup baik. Adegan pertarungan dibuat menegangkan dan juga ganas, serta misteri yang ada dibuka perlahan-lahan sambil tetap menjaga rasa penasaran.

Meski begitu, ada beberapa kekurangan yang saya amati. Novel ALLBLACK ini terkesan cukup bertele-tele dengan narasi yang terlalu mendetail, berputar-putar, dan terlalu teknis. Apakah sebuah aktivitas sesederhana menyalakan dan mematikan komputer harus dijelaskan secara runut seperti buku panduan? Ada baiknya penulis mulai mencoba membuat narasi yang dapat menjelaskan gagasan utama dengan lebih singkat dan padat. Tidak usah terlalu terpaku pada hal-hal kecil, selama pembaca memahami maksud dari gagasan yang disampaikan, itu saja sudah cukup baik.

Kemudian, saya mengamati bahwa kisah ALLBLACK Project dibangun dalam struktur 3-babak. Namun, penulis menumpuk terlalu banyak plot pada babak kedua. Akibatnya, pada babak ketiga yang sepertinya didapuk jadi adegan “pengungkapan misteri” malah terasa biasa saja dan justru tidak memiliki dampak apapun. Babak ketiga ini malah terasa seperti umpan yang penulis harap bisa mengait pembaca untuk menantikan buku keduanya.

phase 1

Saya masih cukup memaklumi bahwa ini adalah novel ambisius pertama dari penulis. Semoga di buku keduanya penulis mampu memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut sehingga menghasilkan novel kedua yang lebih baik dari novel pertamanya. Tetap semangat ya!

mcatrane

INFP-T, siang di Bandung malam di Tenggarong

Mungkin Anda juga menyukai