Hanebado – Smash Menuju Sukses
Hanebado adalah anime badminton pertama hasil adaptasi manga karya Kosuke Hamada. Olahraga badminton memang pernah menyelip di sejumlah judul anime misalnya Gochiusa, Tanaka-kun wa Itsumo Kedaruge, dan Tari Tari. Namun Hanebado lah yang benar-benar fokus ke olahraga badminton.
Ada banyak perubahan antara manga dengan adaptasi anime. Perubahan ini pun telah mendapat persetujuan dari manga-ka. Episode perdana dibuka dengan kekalahan Nagisa melawan Hanesaki yang masih SMP. Kekalahan ini berdampak besar pada kondisi mental Nagisa. Kapten klub badminton SMA mulai memaksa para anggota untuk berlatih lebih keras. Hal ini berlangsung setidaknya enam bulan setelah kekalahan menyakitkan 21-0.
Tak disangka Nagisa bakal bertemu lagi dengan Hanesaki yang kini masuk SMA sama dan menjadi adik kelasnya. Dia mulai teringat kenangan pahitnya saat Hanesaki menampilkan kemampuan atletik luar biasa yang sedang mencoba klub tenis. Di waktu nyaris bersamaan, pelatih baru Kentarō Tachibana juga melihat kemampuan Hanesaki. Dia berusaha menarik Hanesaki menjadi anggota klub badminton. Mampukah Hanesaki akur dengan Nagisa?
Rival dan Kawan
Hanebado pada tiga episode awal sudah menampilkan drama antar anggota klub. Jadi sejak awal sudah ngegas. Penonton yang terbiasa dengan model konflik gunung yaitu perkenalan secara ringan baru dibawa ke konflik selanjutnya penyelesaian, akan merasa drama di Hanebado tidak natural.
Di episode awal Nagisa yang tidak memiliki bakat natural, bekerja keras hanya untuk kalah dari Hanesaki yang sangat berbakat. Hanesaki sendiri pun tidak lepas dari masalah. Dia ditinggal ibunya karena salah paham usai sebuah pertandingan. Ibunya merasa perlu memberi jarak agar si anak jenius ini tidak hanya fokus ke badminton. Namun Hanesaki menyangka ibunya mencampakannya dan memilih melatih pemain baru yang bisa meraih juara.
Sebetulnya nyaris semua kisah olahraga selalu ada drama. Namun saat penonton belum terlalu kenal dengan karakter, akan sulit peduli dengan permasalahan mereka.
Untuk itulah staff LIDEN Films berusaha menggenjot kualitas animasinya. Setidaknya bila penonton kurang sreg dengan drama antar tokoh, bisa terpukau dengan animasi. Gerakan karakter Hanebado saat beraksi di lapangan badminton tidak bisa dipandang sebelah mata. Dengan memanfaatkan teknik rotoscoping, staff mampu membuat gerakan karakter semirip mungkin dengan pemain badminton asli.
Rotoscoping bukanlah teknik baru maupun tabu. Studio besar seperti Disney pun juga pernah menggunakan di sejumlah film animasi karyanya. Bagi yang tidak tahu apa itu rotoscoping, penjelasan singkatnya adalah menggunakan referensi gerakan orang nyata untuk dijadikan animasi. Teknik yang paling umum digunakan adalah merekam gerakan orang dalam kamera sesuai sudut yang dibutuhkan.
Nantinya dari kumpulan frame film tersebut akan diambil sebagian lalu di-tracing gerakan orang dijadikan model karakter untuk animasi. Untuk anime tidak di-copy mentah-mentah tetapi mengutamakan pergerakan tubuh yang dijadikan basis animasi. Tidak mengherankan saat pertandingan utama gerakan karakter animasinya mulus dan mirip dengan gerakan manusia pada umumnya.
Contoh bisa dilihat pada video berikut ini.
Rotoscoping di Hanebado menggunakan anggota klub badminton di Jepang. Credit terima kasih bisa dilihat pada bagian ini dengan tulisan katakana バドミントン diawali nama-nama klub. Dikabarkan juga ada staff dari LIDEN Films yang memang penggemar olahraga badminton. Jadi mereka memang berusaha keras agar animasinya tampil luar biasa.
Bagi beberapa orang menganggap rotoscoping adalah jalan pintas untuk animator yang malas. Namun sebetulnya sejumlah gerakan yang sulit akan lebih cepat dikerjakan bila ada referensi frame. Penonton yang pernah melihat Shirobako pasti teringat saat Ema Yasuhara berusaha membuat gerakan kucing namun kesulitan karena jarang bersentuhan dengan hewan mungil ini.
Pengambilan sudut kamera dan pilihan warna pun tidak bisa diremehkan. Staff LIDEN Films berusaha keras agar visual tampak menarik. Bila menonton anime ini, sekilas mendekati kualitas movie atau sudah pantas tayang di layar lebar. Musik latar sudah mampu mendukung atmosfer berbagai adegan di anime Hanebado.
Penonton yang suka melihat animasi di atas rata-rata, sangat dianjurkan menonton Hanebado. Hingga episode ketiga, animasi pertandingan tidak mengecewakan. Bahkan bisa membuat penonton penasaran animasi apalagi yang akan ditampilkan staff.
Satu lagi yang memukau adalah desain visual pembuka. Diawali dengan adegan yang dinamis dan penggunaan palet warna minim untuk memberikan impact yang besar.