Goblin Slayer – Kalau Gak Bisa Melawan, Nikmati Saja
Goblin Slayer diadaptasi dari LN karya Kagyu Kumo. Cerita episode perdana sudah pernah diulas dalam review manga pada 2017 lalu. Secara garis besar, menceritakan seorang petualang level perak yang hanya mengambil pekerjaan menghabisi goblin. Sehingga sang petualang mendapat julukan Goblin Slayer.
Goblin Slayer sering disamakan dengan Doomguy, karakter dari seri game DOOM. Kesamaannya adalah melakukan balas dendam akibat keluarganya dibunuh sekelompok monster.
Ketimbang hasil adaptasi LN, garapan studio WHITE FOX terasa hasil adaptasi manga karya Kurose Kousuke. Banyak pengambilan sudut kamera yang merupakan hasil salin tempel dari paneling manga. Sehingga bagi penonton yang sudah pernah membaca manganya tidak akan banyak mendapat pengalaman baru selain tambahan warna, animasi dan suara.
Penayangan perdana menimbulkan kontroversi bagi yang tidak pernah membaca versi manga. Adegan yang menjadi kontroversi saat salah satu petualang perempuan pemula yang diperkosa ramai-ramai oleh goblin. Adegan ini pun sebetulnya sudah diperhalus untuk tayangan TV. Padahal saat adaptasi manga terbit, seri ini relatif adem-adem saja. Juga lebih banyak seri lain yang menampilkan kesadisan genosida, tapi jumlah suara protes cukup kecil.
Memang ada yang mengutarakan kekesalan dengan adegan di manga Goblin Slayer, tapi jumlahnya tidak signifikan. Apa pasal? Pembaca manga yang rutin mengikuti berbagai judul, biasanya sering terekspos dengan konten yang sudah masuk kategori abnormal. Percayalah apa yang kalian lihat di Goblin Slayer itu baru versi mild dari sebuah gunung es. Ada banyak sekali manga yang tak akan mendapat adaptasi anime karena konten yang ditampilkan benar-benar hardcore.
Adegan pemerkosaan di seri Goblin Slayer masih belum ada apa-apanya dengan sejumlah manga kategori eroguro. Bila kalian tipe gak tegaan, jangan sekali-kali mencari di google dengan keyword tersebut maupun guro yang berasal dari kata grotesque. Sebagai bayangan, karakter dalam eroguro paling tidak dilukai dan maksimal tangan maupun kaki diamputasi dengan darah masih mengalir.
Seandainya seri Goblin Slayer menghilangkan ini, jatuhnya malah jadi seperti fantasi biasa. Ada sejumlah kegagalan adaptasi anime dalam menyampaikan narasi mengapa goblin berbahaya tapi petualang pemula meremehkan begitu saja.
Dalam episode perdana tidak ada penjelasan kekuatan goblin yang hanya setara anak kecil umur sepuluh tahun. Ini adalah penjelasan dari petualang yang lebih berpengalaman. Masalahnya si “anak kecil” ini membawa senjata tajam dan datang bergerombol. Versi anime juga tidak menjelaskan goblin menggunakan rahim manusia untuk berkembang biak karena goblin betina jarang ada.
Anime yang lebih bersumber dari manga ketimbang LN, alhasil lebih banyak detail yang dibuang. Keterbatasan durasi per episode juga memaksa sebagian adegan dihilangkan.
Model desain karakter nyaris tidak ada perbedaan dengan versi manga. Kecuali Dwarf Shaman yang tampak lebih muda karena menganimasikan kerutan wajah tua memang lebih sulit. Dari segi animasi tampak cukupan. Pergerakan karakter saat perjalanan atau adegan biasa sudah oke. Sayangnya saat pertempuran jadi agak hambar dalam urusan koreografi. Mereka benar-benar salin tempel dari manga.
Hal yang sangat disayangkan adalah penggunaan animasi CG Goblin Slayer pada beberapa adegan medium range. Bisa dimengerti bila mereka kekurangan animator handal. Apalagi yang tak mau repot menggambar berulang kali baju zirah Goblin Slayer secara mendetail. Tetapi model CG yang digunakan masih kurang membaur dengan latar 2D. Ini masih jadi PR animator CG manapun.
Urusan musik menjadi bagian terlemah dalam adaptasi Goblin Slayer. Musik di sini bukan hanya lagu pembuka dan penutup yang kurang maksimal. Entah kenapa musik latar juga tidak sesuai dengan atmosfer selama petualangan maupun pertempuran.
Secara keseluruhan dari perspektif yang telah membaca manga dan LN, adaptasi anime Goblin Slayer jauh dari harapan. Selain tidak banyak memberikan pengalaman baru, penggunaan animasi CG untuk karakter Goblin Slayer juga mengurangi kepuasan. Satu-satunya nilai plus adalah penonton bisa melihat dunia dalam penuh warna dan mendengar masing-masing seiyuu.
Untuk yang belum pernah membaca manga maupun LN, setidaknya seri ini masih bisa menghibur bagi yang suka dengan tema petualangan. Karakter yang tidak sangat kuat hingga merusak keseimbangan, masih perlu kerja sama tim untuk mengalahkan goblin. Bahkan di sejumlah pekerjaan mereka semua nyaris tewas. Tentu saja kalian harus bersiap dengan berbagai adegan yang mungkin bakal membuat perasaan tidak nyaman. Bila nanti kalian mulai berani menyentuh manga eroguro, percayalah akan makin tumpul perasaan “tidak tegaan” itu.
Karakter
Karakter dalam seri Goblin Slayer tidak dipanggil dengan nama asli, melainkan job class masing-masing. Selain itu Kagyu Kumo memasukkan karakter dari seri lain sebagai cameo. Misalnya Spearman yang serupa dengan Lancer dari Fate dan Swordman yang mirip Guts dari Berserk.