Kerja 393 Jam Sebulan, Asisten Produksi Studio Madhouse Ambruk

Masalah kondisi kerja di bagian produksi anime tidak pernah kering. Kali ini asisten produksi Studio Madhouse mendapat sorotan setelah menyuarakan kondisinya setelah pernah pingsan akibat bekerja terlalu lama.

Asisten produksi yang dirahasiakan namanya bergabung serikat pekerja pada 5 April agar mendapat dukungan lebih kuat. Dia berusaha mencari kompensasi setelah lembur berlebih yang tidak dibayar. Lemburnya pun sebetulnya melebihi aturan maksimal 100 jam per bulan menurut perundangan di Jepang. Informasi ini baru diketahui saat Bungei Shunju Online merilis hasil wawancaranya pada Senin (23/4).

Si asistent produksi menceritakan akibat kelelahan bekerja. Sebelum pingsan, dia pontang-panting mengatur produksi yang seharusnya dikerjakan dalam tiga bulan disusutkan dalam waktu satu bulan. Penyebabnya adalah storyboard atau naskah kasar produksi anime tertentu baru selesai satu bulan sebelum jadwal tayang episode perdana. Selama satu bulan tersebut, dia tidur di studio selama tiga hari dan hanya pulang untuk mandi.

Suatu hari dia pingsan pada pukul 7 pagi saat perjalanan pulang ke rumah. Beruntung seorang polwan yang sedang patroli memanggilkan ambulans. Saat dia siuman, si asisten tahu betul penyebab dia pingsan akibat kelelahan bekerja. Dia juga diharuskan membayar ambulans sebesar 10.000 yen atau setara Rp 1.257.124 pada saat kurs artikel ini ditulis.

Dia pun menceritakan kondisinya pada studio dan disarankan untuk beristirahat. Namun seminggu sebelum penayangan, si asisten produksi kembali bekerja akibat sutradara meminta pengerjaan ulang beberapa bagian untuk memenuhi kualitas standar. Meski berhasil diselesaikan, pengerjaan tersebut telah menyita waktu tidur dan istirahat semua staff yang terlibat. Pada saat itu masalah belum benar-benar terselesaikan.

Setelah insiden tersebut, dia didiagnosis menderita reaksi psikogenik. Setelah dua bulan perawatan, dia pulih dan akhirnya bergabung dengan Black Company Union. Serikat yang dibentuk pada 2017 untuk memberikan dukungan dan konsultasi pada karyawan yang diperlakukan tidak adil oleh perusahaan.

Bila dihitung, dia seharusnya mendapat kompensasi lembur dengan total tiga juta yen menurut aktivis muda hak buruh, Shōhei Sakakura. Namun melalui kontrak yang tidak dijelaskan secara rinci pada pekerja sebelum bergabung, Madhouse hanya wajib membayar lembur total 50 jam per bulan.

Si asisten menyebutkan situasi ini tidak terbatas pada orang-orang yang bekerja di Madhouse. Artinya dia pernah berbincang pada orang yang memiliki jabatan sama dan mengalami kondisi nyaris serupa. Dia sadar mungkin bakal kehilangan kesempatan promosi jabatan atau bahkan dibenci atasan karena buka suara tentang kondisi kerja. Namun dia merasa hal ini perlu diungkap supaya terjadi perbaikan untuk pekerja yang berkecimpung di industri anime.

Kondisi serupa pernah terjadi pada 29 November tahun lalu. Ditambah kejadian bunuh diri pada 2010 akibat si asisten produksi dari A-1 Pictures mengalami stress kerja.

Bila kalian ingin tahu suka duka menjadi asisten produksi dan yang berkaitan dengan produksi anime, dianjurkan menonton Shirobako bagi yang belum pernah menonton. Ditambah jangan suka mengeluh bila season selanjutnya tidak segera tayang.

Sauce